Thursday, May 15, 2014

Unspoken

mencintaimu dalam diam,
biarkanlah menjadi memori dan rahasia tersendiri di dalam hati,
antara aku, dengan Sang Penggerak dan Pemilik Hati.

saat sang malam tiba,
ia membawa diriku hanyut akan pada sebuah kisah,
gejolak rindu yang membuat hatiku resah,
sehingga mata menjadi basah.

kelak, rasa lelah yang sudah menumpuk di kepala,
suatu saat akan membuatku tertawa,
karena sudah menjadi hal yang biasa.

Friday, May 9, 2014

Selamat Tinggal, Matahariku.

pada pertemuan ke sekian kali, dan rasa yang tersimpan di dalam hati masih tetap sama dari pertemuan pertama kali. namun kali ini aku seperti mempersiapkan makam untuk hatiku sendiri.

kamu, masih seperti dulu, aroma tubuh ketika aku peluk dan raut wajah ketika kau asik bercerita, masih seperti awal kita bertemu. yang berbeda adalah, hidupmu kini terarah, karena ada yang 'menuntun' mu untuk kembali 'pulang'.

dan untuk ke sekian kali, hari Jum'at kembali menjadi saksi pertemuan aku dan kamu. sepanjang malam suntuk tidak ada bosan dan lelahnya beranjak darimu. jarak dan waktupun cemburu, ketika peluk menjadi obat penawar rindu, aku dan kamu tanpa sekat, debar jantung terasa dekat, dan sepanjang malam terasa semakin cepat.

perpisahan kali ini kembali meninggalkan luka, luka yang berbeda, tidak sama seperti sebelumnya, tapi terasa sakitnya sama.
kamu mencukupkan semuanya sampai di sini. pernyataanmu berhasil membuat jantungku berhenti sesaat, membuat mataku basah, dan otakpun berhenti berfikir karena sekarat.

"kenapa?" hanya kata itu yang selalu muncul di kepala...

aku gak tahu harus bagaimana, kamu seperti memintaku untuk melupakanmu dan menjauh darimu, sementara mengurangi rasa sayang ini sedikit saja sudah begitu sulit bagiku.

mungkin aku memang harus sadar akan posisi aku, maafin aku.

selamat tinggal, Matahariku.
terima kasih, karena kau telah menyayangiku di dalam rahasia-rahasiamu.